Jumat, 19 Desember 2014

DIA

Zaman sebelum hijrah dulu dan waktu masih jadi remaja di masa puber (mungkin kl sekarang istilah kerennya itu alay) masih sering tuh suka-sukaan sama temen laki-laki. Tiap liat si A jadi suka soalnya ganteng, terus kalau pas liat si B juga suka soalnya manis, si C juga keren soalnya atlet basket dll, dsb.
Mungkin itulah karena gak pernah nundukin pandangan, semua jadi terlihat menarik. Ini mata, otak& nafsu kolaborasi gak pernah ngerasa kenyang ngeliat lawan jenis tiap saat melempar pandangan.
Padahal Allah udah negur tuh di Al-Quran Surat An-Nur (24):31 : "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya...."
Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadist Qudsi yang di riwayatkan oleh Allah Azza wa Jalla, "Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah iblis. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepadaKu, maka Aku akan memberikan suatu ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya." (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
Disebutkan bahwa pemuda yang menahan lirikan atau menahan penglihatannya dari yang haram itulah penunggang kuda pemberani. Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan yang luhur. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hai 'Ali, janganlah sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh." (HR. At-Tirmidzi)
Dalil-dalil diatas berupa Kalamullah dan berupa hadist mungkin sangat familiar di telinga kita, sayapun tau akan dalil-dalil tersebut, tapi cuman dianggap angin lalu, sebatas pengetahuan aja atau gak mau mencari tau lebih jauh, ribet ya jelasinnya.hehehe.. Intinya dulu gak mau tau. Astagfirullah!
Semakin tumbuh (bukan alayers lagi tapi udah jadi alay beneran menuju dewasa) saya menyukai dia (identitas di rahasiakan) dalam diam (aslinya mah saya nunjukin ke dia kalo saya suka, astagfirullah) saya kejar tapi gak terkejar, hahaha miriiis..
Kenapa saya suka sama dia, karena saya liat pada kesan pertama *uhuk, dia yang terlihat cerdas, sepertinya shalih, kayanya engga ninggalin shalat lima waktu terus kayanya rajin upgrade-ing dirinya sama amalan ibadah sunnah lainnya, itu yang bikin saya terpesona, bahasa lebay-nya terbuai sama dia nih. Dalem hati bilang ehm...kayanya cocok nih jadi imam di keluarga (waktu itu usia saya masih 22 tahun).
Setelah mengamati si dia, segera saya pikirin beribu cara buat deket sama si dia *lebay... Entah itu ngomongin pelajaran, tugas, buku yang disukai atau apapun yg bikin komunikasi saya dan dia jadi intens, terus mulai beranjak ke tahap minta dianterin pulang, boncengan motor berdua (astagfirullah *lagi). Setelah komunikasi itu tercipta terus saya ngarep hubungan komunikasi yang lebih dari sekedar jadi temen. Nafsu yang ada di diri saya membodohi si hati kecil buat menciptakan perasaan-perasaan lain, serasa indah, serasa ini benar, serasa dia memiliki perasaan yang sama dengan saya. Oiya kata om squ (penulis buku "Pengen Jadi Baik", kalo belum kenal sok sila kenalan di blognya lewatmanasqu.blogspot.com) nafsu ibaratkan raksasa gede yang selalu menuntut pemenuhannya biasanya si nafsu selalu di dukung sama syaithan, sementara hati kecil ini sifatnya suci, baik dan selalu ngingetin si raksasa. Si raksasa ini bisa lemah kalo di kurung sama tembok yang namanya Iman.
Balik lagi ke curhatan saya tadi,hehe..
Hari ganti hari terus aja nih hati di bodoh-bodohin terus. Tiap hari galau, jadi insomnia, gak nafsu makan dll *galau akut* hahaha malu.. Terus saya nanya sama si hati apa saya ini salah, apa bener hati ini di bodohin terus. Saya perlu bukti yang bisadi-indera (dilihat oleh mata). Diem-diem saya perhatiin si dia, banyak kekecewaan yang saya rasa-in. Ternyata dia terlalu banyak tebar pesona sama temen perempuan lainnya, terlalu banyak teman dekat perempuannya tanpa ada batas ngobrol berdua, berdekatan berdua sama dia. Saya akuin dia itu ramah tapiii, apa perlu bersikap seperti itu terhadap beberapa teman perempuan. Ngeliat perilakunya tadi lama-lama gerah juga (maklum saya cemburuan) hehehe.. nah si hati kecil langsung bisikin ke diri saya, "Liat tuh dia menunjukan kebaikannya bukan cuman sama kamu aja, tapi mikir deh, perempuan yang lain juga di perlakukan sama, udahlah gak usah bodoh-bodohin hati ini terus, apa gak cape? Mau ngarep sampe kapan?"
Karena udah di bikin jleb sama si hati saya terus cari pembenaran akan kesalahan saya ini, saya curhat ke temen-temen saya maksudnya supaya dapet support tapi ternyata yang ada malah mereka membenarkan omongan si hati, sampe ada sahabat yang omongan-nya jleb sakitnya tuh disini (nunjuk ke dada). Sahabat saya bilang gini, "Orang shalih/shalihah itu gak akan pernah mau sama yang namanya pacaran, mereka biasanya menjaga dirinya dari berbagai fitnah. Mereka juga menjaga interaksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya." Kata-katanya gak pernah bisa di lupain, kebenaran ini menyakitkan, sakit banget serasa hidup sendiri gak ada yang dukung.
Memang saya bandel sih, saya tetep ngarep, tapi engga mengabaikan gitu aja bisikan hati sama omongan sahabat saya. Daan akhirnya saya kena batunya juga, saya dapet bukti jelas&nyata, kalau sebenenya dia gak pernah punya perasaan apapun sama saya, kecuali perasaan nyaman dalam friend zone area. Sebenernya dia juga lagi suka sama teman perempuannya dan berusaha ngejar perempuan itu buat jadi pacarnya, *praakk hati saya hancur, kesekian kalinya sakit hati ini dan di rasa semakin sakit. Pas tau hal itu dalem hati saya bilang, "Saya memang gak pantas buat dia dan dia pun gak pantas buat saya. Saya ini berharga, perlu bahagia dan perlu di perjuangkan sama seorang lelaki yang tepat."
Hal itu jadi salah satu momentum alasan hijrah saya. Saya tenggelamkan diri saya dalam pencarian agama Allah dan dalam proses pemantasan diri yang lebih baik lagi. Karena seorang bijak berkata, "Jodoh itu cerminan dari diri kita."
Dalam surat An-Nur (24):26, Allah berfirman : "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). ....."
Saya tentu mendamba seorang lelaki shalih yang akan menjadi imam dan pemimpin di keluarga yang kami bangun nanti, tentunya untuk mendapatkannya saya perlu memantaskan diri, men-shalihah-kan diri agar Allah percaya bahwa jika diberi amanah (berupa pernikahan dengan pendamping yang shalih), saya mampu menjaganya, mempertahankannya.
Masya Allah, Inilah rencana Allah yang mengalur dan diatur sedemikian rupa hingga saya sekarang bisa tersenyum bersyukur, betapa Allah begitu menyayangi hambanya walupun kecil, hina dan pernah meninggalkanNya bahkan melupakanNya (T_T) *astagfirullah. Allah sesungguhnya selalu memberi petunjuk kepada hambanya asal kita mau menyambutnya. Saya coba ber-prasangka baik kepadaNya, berarti Allah tidak meridhoi aktivitas pacaran yang saya inginkan. Dalam surat Al-Isra(17):32 Allah berfirman : "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."
Sesuatu yang menghantarkan pada ke-haram-an (zina) maka hukumnya pun haram (pacaran).
Prasangka baik yang kedua, Allah tidak me-ridhoi saya dengan dia, begitupun sebaliknya. Berkaitan hal ini saya coba ucapkan doa yg di ajarkan oleh Rasullullah dalam riwayat Imam Ahmad, dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, "Aku telah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang membuat aku merasa senang. Beliau bersabda: "Tidaklah seorang kaum muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca kalimat istirja' (innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'un), kemudian mengucapkan: 'Allaahumma jurni fii mushiibatii wakhluflii khairan minha (Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya),' melainkan akan dikabulkan do'anya itu."
Tulisan curhatan ini bukan maksud saya mengeluh pada kalian, bukan maksud juga supaya di-kasihani soalnya seakan-akan saya ini korban,hehehe... padahal dia juga mungkin jadi korban saya,hihihi..
Saya cuman berharap penggalan curhatan saya ini bisa di jadikan pelajaran dan diambil hikmahnya *kalimat rancu*. Mari kita sama-sama bergerak ke-arah yang lebih baik untuk mendapatkan ke-ridhoan Allah. Ayo move on, terus move up dari bagian jahiliyah di kehidupan kita, teruslah berdo'a dan berprasangka baik sama Allah. "Dan janganlan kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabukan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Al-A'raf[7]:56)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah berfirman, "Aku sesuai dengan perasangkaan hamba padaKu." (Muttafaqun 'alaih)
Temen-temen, saudariku, ukhtifillah, jangan bosen kasih saya nasehat, ingatkan saya saat saya futur dan saat saya melakukan kesalahan pada hal-hal yang di haramkan syara' atau pada aktivitas yg menghantarkan saya pada ke-haraman.
Saya menerima kritik dan saran atas tulisan saya. Yang bikin tulisan enggak lebih baik dari yang baca. Mohon maaf kalau tulisannya berantakan dan engga ngalur,hehehe... *garuk2
Jazakumullah khairan katsiran ahsanal jaza.. :-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar